Rabu, 26 Oktober 2011

Tepat Satu Tahun Yang Lalu Situasi Merapi

Tanggal yang sama dengan sekarang, hanya beda tahun, jam yang sama pula saya teringat situasi Gunung Merapi saat itu. Hari senin tanggal 25 status merapi sudah awas, tapi tanda tanda visual belum begitu nampak, kalo dari jarak 20an km, soalnya saya sering mengamati, di jogja tepatnya dari paingan saya amati, ketika pulang ke klaten selalu lewat utara, jalur ngemplak-manisrenggo.

Gambar diambil cuma pake poket kamera seharga 1 jetinan baru nya



gunung merapi terbaru
Erupsi Merapi mengeluarkan Wedhus Gembel

kalo mau lihat yang lainya disini, dilanjut lagi ceritanya

Ketika hari selasa, tanggal 26 terjadi hujan lebat, dan sempat kepikiran jika hujan berarti kawah merapi ketambahan material, beban semakin berat maka gaya juga semakin besar, lagipula belum terjadi guguran yang besar, berarti butuh energi besar pula untuk menembus kawah yang sudah keras, wah malah pelajaran fisika. Jam 4 sore saya tidur di rumah, karena hujan lebat, jam 5.15 bangun, seperti biasa, kalo merapi lagi punya gawe saya sering ke jendela kamar atas untuk melihat gunung merapi, begitu sampai atas saya langsung terkejut karena gunung merapi menyala merah sampai bawah, sampai atas deles dan belok ke barat, berarti sleman pikirku, wedhus gembel disertai warna merah lava pijar. Saya langsung keluar lari ke timur rumah sambil kabar kabar tetangga sekitar, kalo merapine njebluk. Begitu terpananya melihat wedhul gembes, hingga lupa untuk mengabadikan kejadian tersebut. Lava tersebut terus terlihat sampai jam 7an, wah memang pemandangan yang miris.

Malamnya saya naik ke cangkringan sendirian dari klaten, tidak lupa mengabari teman yang dijogja untuk ketemu disana, untuk melihat kondisi sekitar sekalian membawa kamera jikalau lava keluar lagi, sampai sana jam 11an malem, duduk-duduk sambil ngobrol dengan warga sekitar, tapi tetap saja lava tidak kelihatan, akhirnya samapai jam 2 lebih kami pulang, wah kalo tidak keluar lava malah berbahaya, soalnya kubah merapi mengeras lagi dan membutuhkan tenaga yang besar untuk membuka kubah tersebut, pasti dari bawah sudah banyak material yang menumpuk dan menyimpan energi yang lebih besar apabila kubah tidak terbuka (ini pendapat saya sendiri setelah mendengar banyak pertimbangan, kalo mau dibantah ya silahkan saja :p).



wedhus gembel merapi
Letusan Gunung Merapi pada hari Senin

Lanjut dihari berikutnya, yaitu hari rabu, saya kembali mengajak teman-teman untuk naik lagi pada hari kamis, soalnya hari kamis, malem jumat kliwon, barangkali ada sesuatu, soalnya saya sendiri orang jawa, menghormati hal-hal kayak gituan. Jam 11 hari kamis kami berangkat dari maguwoharjo, bersama teman-teman sekitar, tentunya pada bawa kamera DSLR semua, hanya saya yang bawa analog, jam 2 titik api diam nampak, sangat terlihat jika diambil dengan speed rendah, 10 detik atau lebih. Sudah jam 4an kita berencana mau pulang, tapi kita sempat digondeli kru dari TV swasta yang lagi meliput menunggu situasi berubah "ntar aja mas, nemenin saya dulu", eh tau-tau dititipin tripot, mereka mau keluar sebentar, dan kita ditawari mau titip apa, pada malu-malu nih, akhirnya sana menawari kopi pada mau g mas? dengan semangat kami bilang mauu banget. Setelah pagi sekitar jam 5 lebih wedhus gembel keluar, dan para jurnalistik pada datang di tempat kami duduk, terutama photografer AFP, sempat njajal juga D3 dan D3s, dengan lensa seri gelang emas tentunya. Tidak jauh juga ada reporter dari TV internasional yang bermarkas di Amerika, tapi ini devisi indonesia, saya mendekat ke arah kamera video yang dia bawa, istilahnya kamera betacam kalo g salah, katanya beratnya kamera 12kg, tripot nya 15kg, setelah dinyalakan dan saya pun mendekat, dan meminta untuk di zoom ke arah wedhus gembel yang sedang meluncur, setelah saya lihat kamera tersebut mampu menangkap secara detail ke arah wedhus gembel (piroklastik), terlihat awan tersebut meluncur dengan membawa material seperti batu batuan yang sedang meluncur ke bawah alias "ngglinding", memang jika dilihat dari jauh cuma seperti awan, tapi sebenarnya material padat yang dibawa sangat banyak. Akhirnya kami pulang dan sekitar jam 8an, dengan membawa gambar yang lumayan.

awan panas merapi
Erupsi Awan Panas Gunung Merapi di Pagi Hari

Berikutnya dihari senin tanggal 1 november 2010 pada siang hari merapi kembali mngeluarkan lava lagi, terlihat sangat besar kalo dari rumah, sekitar jam 10, dan 2 teman saya yang dari jogja sms saya mau ke rumah, silahkan saja jawabku, siangnya nihil, tidak dapt gambar apa-apa, tapi say dapat paginya hehehe. Dirumah bapakku, saya pun berencana lagi bersama 2 teman tersebut untuk naik ke balerante, saya tawari akhirnya mau saja, sore jam 6an kami berangkat dari rumah ke balerante, kebetulan tidak dijaga, situasi yang saya rasakan setelah masuk di daerah kepurun ialah was was, soalnya gelap, tidak bisa melihat tanda alam, semakin ke arah merapi semakin naik pula adrenalin saya, dari bawukan hingga desa utaranya, yaitu desa panggang, masih ada aktivitas simbah-simbah yang duduk siaga (kirain penampakan, sempat kaget), terus kami naik hingga desa balerante bagian selatan, tidak ada tanda tanda orang disana, (tapi kok HT radio balerante masih siaran), dan saya menyakinkan diri untuk naik lagi, tapi 2 orang teman sudah ketakutan dan mengajak turun. Okelah akhirnya turun, lagipula nanti juga dikira maling malah bahaya, kami menghampiri simbah-simbah yang duduk di pinggir jalan di desa panggang bagian utara, katanya di balerante tidak ada orang mas, sudah pad ngungsi semua. Setelah ngobrol cukup lama saya pun kembali ke maguwoharjo, dan merencanakan sesuatu dan mengajak teman yang kira-kira mau.



Sampai di Paingan, Maguwoharjo, kami berencana dini hari naik lagi ke cangkringan. Pagi itu hari selasa 2 november sedang gerimis, november rain, saya bangun jam setengah 4 melihat lava membara, rupanya keluar, dan ini juga sudah rencana mau naik lagi, akhirnya kamipun semakin bersemangat untuk segera naik, berangkat bersama teman-teman lagi jam setengah 5 dari paingan, jam 5an sampai sana sudah keluar wedhus gembel, padahal motor belum berhenti, wah kali ini memang sampai bosan mengabadikan moment wedhus gembel tersebut, soalnya keluar berkali kali, dari jam 5an sampai jam 7an keluar terus, dan akhirnya kami pulang lagi jam 8. Dan pada hari kamis malamnya hingga hari jumat 4-5 november terjadi erupsi besar yang meluluhlantahkan pemukiman sekitar kali gendol, sekaligus suara yang menggelegar dari puncak merapi, ini tidak usah diceritakan lagi, memang puncak erupsi sedang terjadi, dan banyak yang mengalami ketakutan..



Silahkan kunjungi artikel tentang alam dan pegunungan yang terkait dengan Tepat Satu Tahun Yang Lalu Situasi Merapi ini, terimakasih sudah membaca curhatan saya..hihi baca selengkapnya >>>

Minggu, 23 Oktober 2011

RIP - Simoncelli Meninggal di GP Sepang

"RIP Simoncelli", Race In Peace loh? Rest In Peace Maksudnya, "Istirahat Dalam Damai Simoncelli" begitulah kata pertama yang ada dalam pikiran saya ketika mendengar kabar dari media, Marco Simoncelli Meninggal di Moto GP Sepang, Malaysia, setelah tadi terjatuh ketika manuver menikung pada putaran ke-2, bersamaan dengan Colin Edward dan Valentino Rossi yang keluar lintasan. Jika diamati dari tayangan ulang tadi simoncelli terlalu rendah dalam melahap tikungan, sehingga ban sudah tidak mampu lagi menepak di trek, kemudian Colin Edward yang berada dibelakangnya menabrak Simoncelli dan posisi Rossi dibelakang Edward. Setelah terjatuh Simoncelli tidak bergerak dan helm nya lepas, liat saja video nya di bawah gambar ini

simoncelli die



Marco Simoncelli lahir di Cattolica, Rimini, Italia, pada tanggal 20 Januari 1987 – meninggal di Sepang, Malaysia, sore ini tadi 23 Oktober 2011 pada umur 24 tahun, dia dikenal sebagai pembalap yang garang, dan sering dianggap kontroversial karena cara mengemudi yang membahayakan peserta lain.

berikut sejarah singkat simonceli dari wikipedia

Simoncelli mengawali karirnya di dunia balap motor profesional, ketika usia 9 tahun di ajang Italian Minimoto Championship. Tahun 2001 ia hengkang ke ajang European 125cc dan mengamankan titel juara di tahun 2002.
Pada tahun 2002 ia memulai karir di MotoGP. Selama tiga tahun ia kemudian berlaga di kelas 125cc, namun hanya mampu meraih hasil terbaik di posisi kelima pada tahun 2005. Naik ke kelas 250cc ia menjadi satu-satunya pembalap tim Gilera yang mampu menunjukkan hasil terbaik di ajang ini. Yaitu menjadi juara dunia di tahun 2008.
Hasil ini membuat tim Gresini Honda tertarik untuk merekrutnya di ajang MotoGP pada tahun 2010 lalu.

Saya selaku penikmat MotoGP, dan calon atlet MotoGP tapi tidak kesampaian, cuma bisa mendoakan saja semoga kesalahan Marco Simoncelli dimaapkan..
baca selengkapnya >>>

Jumat, 21 Oktober 2011

Yang Bukan Pribadiku

Kekayaan bukannya pribadi aku, walaupun sering besar kekuasaanya atas pribadi aku,
Pangkat dan jabatan juga bukannya aku,
Perasaan hati, perasaan daging dan lidah bukanya aku pula,
Kesenangan hidup, apapun yang menghibur aku bukannya pribadiku.
Malahan dosapun yang dilakukan bukannya aku,

Semuanya itu dapat sangat melekat dengan dan pada aku, sampai sukar sekali kulepaskan, atau kusingkiri,

Ke-enceran otak bukanlah aku,
Ke-besaran hati bukanlah aku,
Ke-tajaman pikiran bukannya aku,
Ke-tampanan wajah bukannya aku,
Ke-indahan ingatan bukannya aku,
Ke-bajikan hidup bukannya aku,
Ke-utamaan da ke-sucianpun bukannya aku,
Tingkah laku juga bukannya aku,

Walaupun ini semua bukannya aku tetapi ini semua dapat kulatih dan kuajari agar menjadi kebiasaan dari aku, yang jelas dapat berguna dalam hidupku.

Kenangan - karya tanpa nama
baca selengkapnya >>>

Rabu, 19 Oktober 2011

Menghadiri Royal Wedding GKR Bendara Putri Keraton Yogyakarta

Royal Weding GKR Bendara yang merupakan Putri Kraton Yogyakarta (putri Sri Sultan HB X) diadakan beberapa hari, dan kirabnya tanggal 18 Oktober kemarin. Kirab mulai dari kraton melalui alun-alun utara, dan ke utara sepanjang jalan malioboro, dan berakhir di kantor kepatihan. Royal Weding kemarin sangatlah membuat antusias warga di wilayah yogyakarta dan sekitarnya sehingga semuanya pada berkumpul jadi satu di sekitar kraton-malioboro-kepatihan, termasuk saya juga, heheheh.

Royal Wedding Kraton Yogyakarta

Perjalanan di mulai dari kota baru, saya parkir motor di kota baru, kebetulan punya teman Romo di sana, jadinya bareng-bareng deh jalan kaki ber'enam, lagian di jalan sebelum jembatan kali code sudah ditutup. Sampai malioboro tidak begitu padat, karena masi di kawasan utara, begitu sampai kepatihan sudah penuh berjubel, saya datang sudah disambut dengan ambruknya janur ke tengah jalan, bikin suasana bikin riuh. Noleh sana noleh sini yang katanya ada 200 angkringan (awalnya 200, tp diturunkan jadi 150, denger-denger setiap pemilik angkringan dikasih 500rebu), dan ternyata di samping kepatihan ada bakso gratis, kemudian jalan lagi di pinggir jalan malioboro, soalnya yang tengah udah penuh sesak, baru beberapa langkah ada lagi angkringan, dan sudah banyak orang yang siap-siap berebut, ketika yang punya angkringan sudah membolehkan akhirnya terjadi perbutan masal, kayak ada penjarahan, untungnya saya sudah makan dari rumah.

Tidak lama kemudian datang rombongan pembuka, kayaknya tarian dari papua, masih belum menemukan tempat yang enak buat njepret/motret akhirnya saya ke selatan lagi, dan di selatan Ramai Mall akhirnya saya bisa masuk ke jalan tengah, sempat ketawa juga karena ada ibu ibu yang marah soalnya anaknya terdorong dari belakang hingga tersungkur, marah sama sapa juga ga ada yang "nggagas" alias perhatikan.

Sempat menunggu lama di tengah jalan malioboro, mau bergeser tapi takut ga bisa masuk lagi, akhirnya bersabar juga, saya lihat sudah jam 4 sore kok masih belum ada tanda-tanda, karena bosan dengan tengah jalan akhirnya ada orang juga yang manjat diatas, ini sudah rencana dari awal, sempat kepikiran pengen naik ke atas toko-toko untuk mendapat tempat yang enak dan tidak berjubel tapi kok belum ada temanya, takut dimarahi. Setelah melihat ada orang yang sudah "penek'an" akhirnya saya keluar dari jalan malioboro, menuju ke arah Ramayana Mall, manjat lewat Ramayana dan akhirnya saya sampai diatas toko samping ramayana. Dalam benakku berkata "asalole icik icik ehem". Ketika di atas saya melihat sudah jam 16.15 masih saja belum lewat, pelan tapi pasti akhirnya jam setengah 5 ada tanda tanda lewat, dengan diawali oleh pasukan keraton, dan diikuti kereta kencana manten dan keluarganya.

Kemudian sudah selesai, dan pulang ke rumah masing-masing, saya sampai rumah jam 10, adus terus OL terus turu. Trimakasih sudah membaca, ada sedikit gambar, yang atas memakai kamera analog setengah frame, tentunya pake film, mumpung bawa poket digital jepret sekalian aja, maap gambarnya jelek, semoga mewakili yang ga bisa dateng langsung.

Pernikahan Kraton

Royal Weding Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta

Tentara Kraton

Pasukan Kraton jogja

Penari Kraton Yogyakarta

GKR Bendara

Rombongan Kraton

baca selengkapnya >>>

Rabu, 05 Oktober 2011

[Oprek Lensa] Semi Tele Minolta Mount MD ke Mount Nikon F

Lensa semi tele yang dimaksud yaitu lensa 135mm mount md, atau bayonet minolta, atau sr. Jika ingin dipasang di body nikon, dengan jarak register minolta yaitu 43.5, sedangkan nikon 46.5 jadi ada selisih 3mm, berarti lensa minolta harus dikepras sebanyak 3mm agar bisa infinity di nikon. Untuk yang belum tahu istilah diatas silahkan klik di sini dan baca juga bagian Lensa Minolta MD.

Karena eman-eman alias sayang, tidak ada kepras-keprasan, dan ini bisa dikembalikan lagi seperti semula

Pertama yang dilakukan ialah dengan membuka mount md, lepas baut-bautnya dan terbuka deh, mudah bukan. Bagian mekanik difragma terletak di bagian mount, jika dilepas maka mekanik diafragma juga akan terlepas, hal ini bisa disiasati dengan membuat tuas, bisa dari apa saja yang penting jika ring diafragma diputar blade bisa buka tutup. Silahkan ber imajenasi, kalo saya memakai mika dari bekas sim card, lihat saja gambar oprekan Lensa Minolta MD Rokkor 50mm f1.4. yang ini belum ada gambarnya, lain kali saya update. hehe

Jika bagian mekanik diafragma sudah dimanipulasi, langsung saja pasang mount nikon, ingat ya kalo buat lubang baut dibuat tirus, sehingga pentolan/mata baut bisa masuk ke dalam dan tidak ngganjal di mount nikon.

Setelah dicoba, ternyata jarak terjauh kurang dari 20 meter, agar lebih mundur dan jarak terjauh bisa fokus tak terhingga silahkan dikalibrasi ring fokusnya, klik saja link tersebut.

ini saya kasih sampel ketika bikin sambungan tuas difragma ke tuas blade





sampel nya pake nikon d70, hanya resize saja, wb mendung kalo ga daylight, lupa...
kalo masih kurang besar di klik saja gambarnya. :D
My SonMy name is Mr Ngaceng

baca selengkapnya >>>