Senin, 30 Januari 2012

Gua Sioyot Wisata Alam Stalagtit Stalagmit di Jogja

Goa Sioyot merupakan Wisata Alam Caving Susur Goa yang dipenuhi Stalakmit Stalaktit yang masih asri, gua ini dialiri air walaupun tidak dalam, paling dalam hanya setinggi dada orang dewasa. Gua Sioyot berada di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta.
Di desa yang terletak di sebelah utara Kota Wonosari menyuguhkan potensi keindahan alam, salah satunya Petualangan Ekstrim Goa Sioyot, lokasinya berdekatan dengan Goa Pindul, satu sekretariat. Seperti yang ada dalam artikel blog wirawisata.blogspot.com, Sesampainya dilokasi, akan dipandu untuk masuk ke dalam goa. Memasuki Gua Sioyot harus merangkak karena jalan masuknya sempit dan rendah, kalo berdiri tidak bisa, jadi haruslah dipikirkan lagi ketika masuk ke dalam, saya sarankan yang punya penyakit boyok maupun encok jangan masuk ya..

Gua Sioyot
Goa Sioyot - sumber: wirawisata.blogspot.com

Setelah masuk, akan mendapati permukaan goa yang berair sedangkan sebagian lagi kering karena permukaan goa berbeda tingginya. setelah masuk diharuskan untuk melewati air sampai ke dada, jadi siap siap lah bawa pakaian dobel

Ketika sudah masuk dalam gua akan menemukan keindahan pemandangan alam yang dipenuhi oleh stalagmit dan stalagtit aktif, yaitu; puting, jantan, tirai, soko guru, jangan kaget kalo mendengar suara gemuruh derasnya air terjun, tapi jika dicari tidak akan menemukan dimana letaknya.

Goa Sioyot
Goa Sioyot - sumber: wirawisata.blogspot.com

Setelah sekitar 900 meter berjalan, akan diberi waktu untuk beristirahat maupun mengabadikan keindahan alam sekitar dengan kamera.

Perjalanan selanjutnya sekitar 500 meter, akan menemukan ruang yang luas dan dipenuhi dipenuhi oleh stalagtit yang indah. Tidak terasa kok udah sampai ujung dan perjalanan berakhir.

Itulah yang saya kutip dari blognya jogjawisatakita.blogspot.com, menurut info panjang lintasan caving di Gua Sioyot adalah 1000-1500 meter dan dapat ditempuh dalam waktu 1-2 jam. Jadi Kapan mau ke Goa Sioyot?

baca selengkapnya >>>

Kamis, 26 Januari 2012

Kamera Analog Jogjakarta hunting Balerante

Beberapa hari kemarin teman teman Kamera Analog Jogja mengadakan hanting bersama ke kaki Merapi, yaitu sekitar Balerante, Bebeng, Kalitengah Lor.
Kali Woro Balerante Deles
Kali Woro dari Balerante | foto: Teemo helly
Sedikit mengingat kejadian akhir tahun 2010 yaitu masa dimana Gunung Merapi sedang “Punya Gawe” ditandai dengan meningkatnya aktivitas vulkanik, banyak harta benda dan korban jiwa yang tidak terselamatkan di desa desa sekitar kaki gunung merapi, beberapa diantaranya desa desa di kelurahan Balerante dan Glagaharjo yang berada di antara kali Gendol dan kali Woro.

Minggu tanggal 28 November 2011 kemaren, teman teman Kamera Analog Jogja mendatangi beberapa desa di lereng tenggara Gunung Merapi. Berawal dari keingintahuan kondisi di sana pasca erupsi meskipun sudah berlangsung setahun yang lalu, dan setelah dirembug dalam acara Panjat Makam akhirnya diputuskan kami berangkat pagi. Lumayan juga yang ikut, ada Taufan Kharis, Adnan Rusdi, Mamox F Widayat, Munier Winarto, Hagni Bakti, Tio, mbak Tina, Wirawan Arie, Teemo Helly, Andreas Hemawan, dan Y Dwi SN


Hulu Merapi Kali Woro
Hulu Kali Woro dan Merapi yang tertutup Awan | foto : teemo helly
Tempat pertama yang kami tuju ialah di lereng kali Woro, pojok timur dusun Sambungrejo, desa Balerante. Sambungrejo ialah dusun paling atas di balerante. Ketika terjadi erupsi merapi dusun ini masih tetap berdiri, meskipun rusak parah, karena adanya bukit kendil di atasnya aliran material merapi tidak mengarah di desa ini, hanya awan panas, lain jika dibanding dengan Kinahrejo, Kaliadem dan dusun lainnya yang rata rumahnya karena material kelas berat.

Di lereng Kali Woro di desa Balerante, bisa melihat desa desa dibawahnya, tebing kali woro, dan tentunya puncak merapi di sebelah utara, sayangnya ketika kami di sana puncak merapi tertutup kabut. Tumbuh tumbuhan di sini sudah hijau kembali, dan aktivitas warga sejauh ini sudah berjalan normal, rumah-rumah juga sudah berdiri kokoh dan tidak terlihat lagi kerusakan-kerusakan seperti dahulu. Karena dirasa sudah cukup, kami pindah ke bagian barat, menembus dusun Sambungrejo dan Ngipiksari, yang berada di Klaten, kemudian kami masuk dusun sebelahnya yaitu Kalitengah Lor, yang berada di D.I.Yogyakarta.

Gardu Pandang Bebeng
Gardu Pandang di Dekat Mata Air Bebeng | foto : taufan kharis

Dengan mengikuti jalan utama di dusun Kalitengah Lor, kami ke utara dan akhirnya kami sampai di sekitar mata air Bebeng, disana ada pos pengamat, ada warung, dan tentunya ada pemandangan alam yang harus dinikmati. Karena belum sarapan akhirnya kami minum dulu dan ngemil di warung tersebut, sambil ngobrol-ngobrol bareng, tentunya tidak hanya seputar kamera saja, ada curhat curhatan juga lho. Setelah puas menikmati santapan di warung tersebut, kami naik ke pos pengamatan, eh lupa…tentunya bayar dulu di warung. Dari pos pengamatan semakin tinggi lagi dan semakin lebar juga sudut pandangnya, tapi lebarnya sudut pandang tidak diikuti lebar lensa yang ada pada kamera. Jepret sana jepret sini akhirnya kami merencanakan untuk turun, pindah lagi.

Ketika turun saya sempat terpisah dengan teman-teman lainnya, ternyata yang lain sedang menunggu Mas.Tio lagi balik lagi mengambil tas yang sempat tertinggal di warung. Karena lama menunggu akhirnya saya masuk ke pemakaman mbah Maridjan, yang berada di belakang Masjid dusun Srunen dengan melalui jalan utama di desa tersebut. Kemudian ke selatan dan melewati desa Singlar, yang sebagian rumahnya sudah rata tertimbun material merapi yang meluap dari kali gendol, di desa ini banyak aktivitas penambang pasir, dan memang seperti gurun pasir. Akhirnya kami berhenti di suatu tempat dekat pohon berwarna coklat karena bagian kulitnya tidak ada karena panasnya material merapi, dan tidak ada daunnya, dengan bagian bawah sudah tertimbun pasir setinggi sekitar 3 meter, dan yang pasti masih berdiri kokoh. Kami duduk duduk di sekitar pohon tersebut, ngobrol ngobrol, mengabadikan gambar di sekitarnya. Dengan duduk di samping pohon saya jadi termenung karena teringat dan membayangkan kondisi saat awal November 2010 yang lalu.

Pasir Kali Gendol
Tambang Pasir Kali Gendol | foto : Taufan Kharis


Pohon Awan Panas
Pohon Korban Awan Panas Masih Berdiri Kokoh | foto: teemo helly
Dan ternyata sudah sekitar jam 2 siang, memang tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan kami pulang dengan melalui dam gendol di dusun bronggang suruh, di sana banyak juga aktivitas penambang pasir, wisatawan, ada batu besar yang berada di tengah dam tersebut, dan itu memang tidak akan dipindahkan, dari setaun lalu sudah berdiri di sana.

Oh iya ini ada sedikit majalah dari Kamera Analog Jogjakarta tiap 2 bulan terbit. Dan foto lainnya balerante ada di edisi 8, dan silahkan kunjungi artikel lainnya tentang alam dan pegunungan
baca selengkapnya >>>

Minggu, 15 Januari 2012

Keindahan Padas di Balik Jernihnya Air Sungai Batang Magelang

Memang sungguh memanjakan mata melihat Keindahan Padas di Balik Jernihnya Air Sungai Batang, desa Pakunden, Ngluwar, Magelang. Tidak hanya menyuguhkan pemandangan yang indah, tetapi lokasinya juga sangat nyaman, ada beberapa warga sekitar yang sedang beraktifitas, dan memang lokasinya berada di pinggir jembatan, dan dekat dengan perbatasan Sleman.
sungai air jernih
Padas Lunak ataukah tanah liat ya... aliran air yang jernih  tampak segar

Berawal ketika pulang dari magelang, tidak sengaja ternyata saya tidak membawa STNK motor AD2668AL, wah memang setelah ibu telepon mengabari kalo STNK berada dirumah, perjalanan jadi semakin waspada, daripada uang melayang ya cari jalan aman saja, tidak melalui jalan utama magelang-yogyakarta, tetapi melalui jalan kecil-kecil, susah dijelaskan dan akhirnya tembus mungkid, candi mendud masuk, melalui CitraElo, dan keselatan lagi melewati jembatan Kali Progo atau yang disebut Ancol, yang berada di daerah bligo. Karena sudah terbiasa setelah jembatan mengambil jalan yang kanan, akhirnya saya ambil yang kiri saja, kan belum pernah..hihi..

Ancol Bligo
Ancol Bligo, membagi air Kali Progo untuk irigasi, debit lumayan besar.

Muter muter dan berlagak sok tahu akhirnya melalui jalan kecil, katanya salah seorang warga sih jalan sidatan/pintas dari bligo-ngluwar. Untuk menuju ke kali batang paling tepat ialah modal mental dulu, harus berani bertanya. Rute ini juga hampir sejalan kalo mau ke Sendang Sono.

Perjalanan bisa di mulai dari Terminal Jombor, jalan utama magelang-jogja masuk saja jalan samping terminal jombor, ikuti jalan tersebut maka akan sampai pertigaan serong, silahkan ambil kiri, jangan kanan lho, kalo mau ke jalan jogja-magelang ya gpp. Setelah kiri, dan mengikuti jalan besar tersebut maka akan sampai perempatan Pasar Cebongan, jika ambil kanan akan ke pasar sleman, kalo ambil kiri akan sampai ke gamping, maka ambil yang lurus saja, 400m an ada pertigaan kiri, maju dikit 200m an ada pertigaan kanan, dan seperti biasa, ikuti jalan tersebut sampai ke perempatan Seyegan, yang di samping kecamatan Seyegan, ikuti jalan yang arahnya ke tempel, (kalo belum tahu tanya arah ke bligo) tapi nanti setelah sampai pertigaan besar perpotongan jalan ke tempel atau ke minggir, ambil yang arah minggir saja, cuma maju kira-kira 1 km ada pertigaan lagi, silahkan masuk, jika benar maka akan melwati jembatan Kali Krasak yang merupakan perbatasan antara Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, D.I. Yogyakarta, atau sebaiknya tanya saja jembatan tersebut dari seyegan tadi.

lokasi background foto model
Mau Bawa Model untuk berbasah basahan sepertinya juga cocok, cocok hot nya, hihi...


Kemudian yang jadi pedoman ialah Tugu tengah jalan di bligo, atau yang disebut tugu bligo, dari arah jembatan krasak tadi kira kira 3 km akan sampai tugu bligo, lurus saja, setelah tugu pelan pelan ya, tidak sampai 1 km akan menemui jembatan sungai batang, yang dibawahnya ada pemandangan menarik, di sebelah kanan jalan.

Saya anggap kalian sudah sampai sana ya, perlu diingat, jembatan sungai batang desa pakunden. Di bawah jembatan memang nuansa yang damai, bunyi air yang gemercik dan keramahan warga sekitar yang beraktifitas. Air yang mengalir sangat bening / jernih, batu-batuan yang besar, dan padas-padas yang lunak berwarna kuning membuat saya jadi betah di sana, pohon pohonan yang rindang, udara sejuk segar. Saya pun juga sempat meminum air yang mengalir dari tanah, dan sudah terbukti hari ini sudah hari ke empat pencernaan saya tidak bermasalah.

mata air minum
Mas Frederick M.Yudha ngombe air tanah yang kami rasa bersih, hehe.. seger lho

Setahun yang lalu kata seorang ibu yang sedang mengambil pasir / gesik di situ, pasirnya lumayan tinggi, sampai batu yang tingginya hampir 2 meter menjadi tidak terlihat, karena ditambang, dan air mengalir terus maka sekarang jadi sedikit. Ada pula seorang bapak ditemani cucunya yang sedang mengambil batu kecil alias kerikil (keri neng sikil) ;keri = geli dalam bhs.indonesia; katanya kalo pagi banyak aktifitas warga menambang batu dan pasir. Ada pula beberapa orang yang sedang duduk duduk berteduh di samping jembatan pinggir jalan.

mata air padas
Aliran air yang jernih, dengan dasar kuning karena warna padas

air sungai batang magelang
Mas Frederick M. Yudha sedang persiapan mau ritual siben

Sangat disayangkan, saya tidak membawa kamera yang ada setingan manual speed maupun diafragmanya, teman saya pun juga tidak membawa, untuk slowspeed an mantap lho, background nya juga buat foto model jadi bagus, basah basahan kalo bisa, untuk makro juga ada hewan aneka hewan kecil, apalagi untuk bokeh bokehan pohon maupun bokeh pantulan air juga oke, akhirnya Keindahan Padas di Balik Jernihnya Air Sungai Batang Magelang ya cukup diabadikan pake kamera hp saja, memanfaatkan yang ada.

baca selengkapnya >>>

Rabu, 11 Januari 2012

Ogoh Ogoh Setan di Saparan Bekakak Yogyakarta

Ogoh Ogoh Setan di Upacara Adat Saparan Bekakak 2012 menjadi daya tarik bagi warga / masyarakat sekitar, selain ogoh ogoh ada pula pentas seni dan pakaian adat yang kental dengan kebudayaan jawa.

Ogoh Ogoh Bekakak - FM10 + Kodak Color 200
Diselenggarakan pada setiap hari Jum'at yang mendekati tanggal 15 bulan sapar (bulan jawa), mengenang kesetiaan Ki Wiro Suto terhadap Sri Sultan HB I

gunungan saparan bekakak
Gunungan di saparan bekakak - Nikon FM10 + Kodak + Tokina 28-210 f3.3-5.6

Tak lupa pula para fotografer maupun penikmat foto seperti saya juga akan mendatangi lokasi tersebut, pada hari jumat tanggal 13 Januari 2012 di Lapangan Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Posisinya berada di sebelah barat pasar gamping, utara jalan utama jogja-wates. Dari Lapangan Ambarketawang diarak melalui ringroad / jalan lingkar barat, kemudian masuk ke desa Gunung Gamping yang berada di selatan Ambarketawang.

info lebih lanjut bisa kalian like Facebook Saparan Bekakak
foto foto Upacara Adat Saparan Bekakak nya menyusul ya...dan perlu diingat setelah bekakak pasti akan ada Grebeg Maulud Sekaten Kraton Yogyakarta
baca selengkapnya >>>

Senin, 02 Januari 2012

Download Gratis Majalah Focus Magazine dari LensaManual.net

Focus Magazine ialah Majalah Elektronik dari LensaManual.net yang bisa didapatkan secara Gratis dengan men download melalui link dibawah ini. Dilihat dari namannya saja sudah jelas majalah ini berisi seputar fotografi alias photography khususnya tentang Lensa Manual. Langsung saja linknya...



Masih ada lagi nih free magazine / majalah gratis lainya, namanya Majalah Ruang Gelap dari Kamera Analog Jogjakarta
baca selengkapnya >>>